Kamis, 17 Januari 2008

Rantai Bumi

Aku… aku bahkan gak tahu apa yang ku tulis. Aku hanya mengikuti kata hati yang terus menyangkal akan segala hal. Dipenuhi dengan segala rasa curiga yang tak kunjung pergi. Aku bahkan tak berani atau bingung untuk mengungkapkan segala hal yang menurutku pantas untuk dipikirkan. Memang aku ini minoritas di balik mayoritas orang yang mengenal ku, ataukah aku terlalu ekslusif untuk menggambarkan siapa diriku didepan mayoritas itu. Aku seperti menyerah dengan apa yang ingin aku ciptakan. Tak punya inspirasi hanya berani mengaku-ngaku tanpa melihat diriku tak mampu. Dibalik apa yang aku pakai apa yang aku cerminkan sebenarnya aku hanya ingin mendapat nilai dan perhatian positif dari mayoritas, mungkin itu yang membuat ku menjadi minoritas. Aku… sebenarnya hanya ingin hidup normal apa adanya tanpa harus mempertahankan gambarku dimata orang lain.

Aku hanya ingin hidup dan menjalaninya dengan biasa tanpa membentuk suatu kasta dan warna sendiri padaku. Tapi apakah semua manusia bisa hidup seperti ini ??? Aku rasa tidak. Semua orang ingin hidup maka dia akan membutuhkan orang lain yang akan mengenal dirinya dengan suatu warna tersendiri. Setiap manusia pasti mempunyai peran di hidupnya. Takkan pernah ada manusia yang tidak berguna. Baik mereka gelandangan, petani, anak kecil, dewasa atau apa sajalah. Mereka saling mempengaruhi. Kalau tidak pada keluarga, teman dekat, atau mungkin orang lain. Sebagai contoh kongkrit seperti

seseorang berjalan dan menginjak rumput. Maka rumput itu pun merendah dan kelak tidak akan termakan oleh kambing. Karena kambing akan memakan rumput yang kiranya agak tinggi, segar dan tebal, sehingga kelak rumput itu akan sembuh dan bereproduksi manggatikan rumput yang telah termakan oleh kambing. Sehingga kambing masih mungkin akan merumput lagi di situ. Ada kalanya kambing itu gemuk dan dijual oleh pemiliknya ke pejagalan. Disana dia akan di potong dan dijual dagingnya. Orang yang membeli dagingnya untuk di makan dan memperoleh energy untuk melanjutkan perannya untuk saling mempengaruhi lagi.”

Kasus ini baru ditinjau dari satu arah, belum dibahas saat kambing itu masih hidup dimana kotorannya yang bau menyebabkan tetangga menjadi kesal dengan empunya kambing sehingga mempengaruhi kehidupan sosial yang empunya. Belum dari uang yang didapat dari pejualan kambing yang digunakan si pemilik untuk memenuhi kebutuhannya dan mulailah siklus uang yang akan terus berputar. Bila kita hubungkan satu sama lain tidak akan ada habisnya hubungan yang terjadi di jagat raya ini.

Hidup terlalu kompleks untuk mencari baik-buruk atau yang lainnya. Mungkin tulisan ini juga akan mempengaruhi kamu tentang pandangan hidup atau malah pandangan dan anggapan kamu tentang si penulis dan kehidupannya.

*^&%#$!@ WASSALAM !#@$#%#^#&*

Tidak ada komentar: